Top Menu

Advertisement

Advertisement
zona kampus lainnya

Apa Itu Tanah Gambut

Sabtu, 15 Maret 2014, 09.52 WAT
Last Updated 2021-06-24T18:34:46Z
Advertisement




Pembentukan tanah gambut dari timbunan sisa- sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk  maupun yang belum. Timbunan terus menerus bertambah karena proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai. Pembentukan tanah gambut merupakan proses getogenik yaitu pembentukan tanah yang disebabkan oleh proses dekomposisi dan transportasi, berada dengan proses pembentukan tanah mineral yang pada umunya merupakan pedogenik (Hardjowigeno, 1986).

tanah gambut


Tanah gambut mempunyai tingkat kesuburan yang relatif rendah, hal ini ditandai dengan nilai pH nya yang rendah, kemasaman tinggi, yang menyebabkan pertukaran Al dan Fe cukup tinggi, jumlah unsur haranya rendah (N, P, K, Ca dan Mg), (Darmawijaya, 2000 dan Sanchez, 1992). Usaha yang dapat dilakukan dalam mengatasi tanah masam ini adalah dengan cara melakukan pengapuran, pemberian abu organik dan penggunaan pupuk organik (Hakim et al 1986, Nyakpa et al, Mias dan Subagyo, 2000). Porositas gambut kasar yang tinggi, daya memegang air tinggi, namun unsur- unsur hara masih dalam bentuk organik dan sulit tersedia bagi tanaman. Gambut kasar mudah mengalami penyusutan yang besar jika tanah direklamasi sedangkan gambut halus memiliki ketersediaan unsur hara yang lebih tinggi memiliki kerapatan lindak yang lebih besar dari gambut kasar (Hardjowigeno, 1986). 

Tanah gambut memilki kualitas air yang buruk , karena pH nya rendah, yaitu berkisar diantara 3 – 5, warna airnya coklat tua kemerahan dan sedikit sekali mengandung mineral serta keadaan dasar kolam yang miskin unsur hara (Suherman et al., 2000). Secara Nasional, luas lahan gambut di Indonesia lebih dari 20 juta ha. Tanah gambut di Provinsi Riau adalah yang terluas di Pulau Sumatera, yaitu 45 % dari luas tanah gambut di pulau Sumatera (6,29 juta ha). Sampai saat ini tanah gambut yang begitu luas belum termanfaatkan dengan baik. Hal ini terjadi, karena disebabkan pengelolaan  kualitas airnya sulit, dan banyak petani ikan yang rugi akibat terjadinya kematian  benih ikan dan pertumbuhannya yang lambat, serta terbatasnya pakan alami yang ada di dalam kolam gambut (Balai besar penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, 2008).

DAFTAR PUSTAKA 



Darmawijaya, 2000 Kualitas Tanah. UGM Perss. Yokyakarta.  

Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A.Diha., G.B. Hong, H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. 488 hal. 

Hardjowogeno,S. 2003 Prosedur Analisis kandungan bahan Organik Tanah 79 hal.   
 
Suherman, D. Sumawijaya, Nyoman, Sofyan, A. Sukaca. 2000. Kajian Hidrologi Dan Geoteknika Lahan Gambut, Studi Kasus Daerah Kampar Riau, Pusat Penelitian Geologi. Lipi, Bandung.


Mias, A. Dan subagyo, 2001, pengolalaan lahan Basah dan Gambut yang Berwawasan Bahan Diskusi Untuk fakultas Perikanan UR disampaikan pada “Technical Assistance Pengelolaan Kualitas Tanah Dasar Tambak/ Kolam pada lahan gambut dan Rawa” Tanggal 10- 12 ) Oktober 2001. 9 Hal. 




TrendingMore